Pembakaran Lahan Kembali Marak Di Pesisir Selatan

PainanGaris Pantai News – Hingga Maret 2022 ini, sedikitnya 14 hektare lahan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat terbakar. Kebakaran itu tersebar pada tiga kecamatan daerah tersebut. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pessel, Yogi Harmaidi menyebut, belasan hektare lahan yang terbakar itu sudah ditangani dengan melakukan pemadaman api melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) di lapangan. Pemadaman juga dibantu secara terpadu baik dari tim BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat.

 

“Ya, kalau kami hitung total lahan yang terbakar pada tiga kecamatan itu sekitar 14 hektare. Rata-rata lahan gambut,” ujarnya pada wartawan di Painan, Sabtu (12/3/2022).

 

Ia menjelaskan, kebakaran terjadi di kawasan perbukitan mulai dari kecamatan Koto XI Tarusan, IV Jurai, dan Basa Ampek Balai Tapan. Mirisnya, kata dia, kebakaran yang terjadi di Pessel diduga karena sebagian masyarakat membuka lahan baru dengan cara membakar.

“Dikarenakan cuaca panas, sehingga api yang membakar lahan gambut itu semakin meluas. Terkait hal ini, kami menghimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran jika ingin membuka lahan baru,” katanya mengingatkan.

 

Lebih lanjut dikatakan, himbauan tersebut juga disampaikan kepada pemerintah kecamatan dan nagari agar turut mengawasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan secara liar.

“Jika warga tetap membuka lahan dengan cara-cara membakar atau tidak sesuai dengan aturan, maka bakal ada sanksi tegas yang menantinya,” ucapnya.

 

Kendati demikian, terkait upaya penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Pesisir Selatan, Yogi mengaku BPBD masih kekurangan peralatan. Ia menyebut, banyak sarana yang mesti dilengkapi dan ditambah.

“Untuk Karhutla ini, kami ada dua tim yaitu di Painan dan Tapan. Sementara peralatannya masih minim. Contohnya, jika kebakaran terjadi pada area ketinggian atau sempit maka akan sulit untuk mencapainya. Sebab, pompa air tidak terlalu panjang. Terlebih jika di lokasi kebakaran tidak ada sumber airnya,” tuturnya menjelaskan.

 

Terkait kondisi tersebut, ia berharap agar segala yang menjadi kebutuhan terkait peralatan pemadaman Karhutla dapat menjadi perhatian serius Pemkab Pessel. Sebab, kebakaran yang terjadi selama ini juga menimbulkan dampak serius bagi masyarakat, tak hanya harta benda bahkan hingga korban jiwa.

“Kami berharap peralatan untuk penanganan Karhutla ini dapat lebih maksimal lagi. Namun, dalam kondisi sekarang sepertinya agak sulit. Sebab, anggaran daerah banyak terpangkas untuk penanganan Covid-19,” ucapnya.GPT