Reflita A,md ,ASN Pemprov Sumbar,Dirikan Rumah Tafidz Qur’an

Linggo Sari Baganti ,Garis Pantai News – Reflita,A.md (51)  Izin adalah ASN Pemprov Sumbar, sebagai Pengawas Benih Tanaman di BPSB,(Balai Pengawas Sertifikasi Benih) , selalu menyisihkan uang hasil gajinya sebagai ASN di salah satu dinas di Propinsi Sumatera Barat yang bertugas di kabupaten Pesisir Selatan untuk memfasilitasi santri-santrinya di Rumah Tahfidz Darussalam Muaro Jambu. Tempat anak-anak menghafal Al-Qur’an itu ia dirikan di rumahnya sendiri yang terletak di tengah hamparan sawah kenegarian Punggasan Selatan Kecamatan Linggo Sari Baganti.

Jang Kalieng sapaan akrabnya menuturkan, punya rumah tahfidz adalah mimpinya bersama sang istri yang enam bulan terakhir ini telah Allah wujudkan. Ia sangat bersyukur lantaran baru setengah tahun sudah 14 santri santriwati yang lulus hafalan 30 Juz dari 80 santri yang menghafal Al-Qur’an dan telah meluluskan santri dan santriwati di rumahnya.
Hati Jang Kalieng tergerak mendirikan rumah tahfidz karena ia sering mengingat dan memikirkan berbagai pertanyaan di alam kubur. Salah satunya adalah pertanyaan “siapa imammu?”. Karenanya, ia berharap rumah tahfidz yang ia dirikan menjadi penolongnya kelak di akhirat.

“Saya teringat sebuah tausiyah yang menceritakan saat kita di alam kubur kan ditanya, Man Rabbuka? Ma Imamuka? Siapa Imammu? Al-Qur’an imamku, terus saya berpikir, kalau memang Al-Qur’an memang imam kita, sudah sejauh mana ngikutin Al-Qur’an?,” ujar Jang Kalieng.
Jang kalieng juga berharap rumah tahfidz yang ia dirikan dapat mewujadkan impian anak sulungnya  yang sekarang belajar di Kairo ,tuk mewujdkan mimpi anak nya itu maka berdirilah rumah tafdz Qur’an. Setidaknya, dengan mendirikan rumah tahfidz ia telah memfasilitasi anak-anak di sekitar rumahnya untuk belajar ilmu agama.

Santri dan santriwatinya kian hari kian bertambah dari berbagai kalangan usia, anak-anak, SD dan SMP . Bahkan, ibu-ibu yang merupakan wali santri santriwati dan warga sekitar pun kerap mengaji bersama Jang kalieng dan istrinya.

Kesibukannya menjadi ASN tidak membuatnya mengabaikan rumah tahfidz yang sudah ia bangun. Perhatian kepada para santrinya tetap Jang kalieng berikan. Ia selalu berusaha pulang di jam Istirahat nya sebagai ASN, hal itu dilakukan semata-mata karena ingin membantu tetangga yang seorang ustadzah mendampingi para santri menghafal Al-Qur’an.
Rasa lelah serta peluh yang ia rasakan setelah sibuk pekerjaan sebagai ASN selalu kalah oleh kehangatan suasana rumah tahfidz yang riuh dengan lantunan kalam-kalamNya. Suara anak-anak yang mendaras Al-Qur’an menjadi penenang kalbunya. Kebahagiaan yang menurutnya tidak dapat dibandingkan dengan apapun.

“Harapan saya Rumah Tahfidz Qur’an Darussalam Muaro Jambu menghasilkan santri-santriwati penghafal Qur’an 30 Juz, dengan demikian akan bermanfaat bagi dirinya, dan orang tuanya pasti senang,” tuturnya.GPT