Abrasi Pantai Pesisir Selatan Sumbar Di Sebabkan Gelombang Laut Tinggi

GP News – Sutera

Abrasi pantai kembali terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar. Kali ini, ombak mengikis pantai Amping Parak di Kecamatan Sutera sepanjang 2 Kilometer.

Abdul Muis, 77 tahun, warga Amping Parak mengungkapkan, abrasi tak hanya berdampak pada pemukiman penduduk. Akan tetapi juga menumbangkan puluhan pohon kelapa milik masyarakat setempat.

“Ya, sejak dua pekan terakhir, gelombang laut sangat tinggi di sini,” ungkapnya pada GP News di Painan, Kamis 22 Agustus 2019.

Secara perlahan, namun pasti abrasi terus mengancam keselamatan warha. Betapa tidak, jarak bibir pantai dengan rumah penduduk saat ini hanya terpaut sekitar 6 Meter saja.

Sementara, gelombang tinggi hingga kini masih tetap berlanjut. Berdasarkan kebiasaan sebelumnya, lanjut pengamatan tradisional, lanjut Muis, kondosi seperti itu akan terus terjadi hingga 2 pekan ke depan.

Karena itu, butuh perhatian serius dari pemerintah daerah. Jika tidak ada antisipasi dini, ia khawatir abrasi dapat mengancam keselamatan yang tinggal di sekitar bibir pantai.

“Jadi, sebelum apa yang dikhawatirkan itu benar-benar terjadi, harus ada upaya awal dari pemerintaj daerah,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Doni Gusrizal,
menyampaikan segera telah menurunkan tim ke lokasi kehadian.

Meski bukan kewenangan pemerintah daerah, namun upaya antisipasi dini perlu dilakukan. Selanjutnya, akan mengoordinasikan pada Balai Besar Wilayah V Sumatera Barat.

“Jadi, antisipasi awalnya dengan tumpukkan karung berisi pasir, sehingga bisa dampaknya diminimalisir. Kami sudah sampaikan pada Balai,” terangnya.

Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah daerah bakal membangun pengaman pantai permanen. Pembangunan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Saat ini, Dinas PSDA tengah menunggu proposal usulan dan dokumentasi dari pemerintahan nagari (Desa Adat) sebagai lampiran usulan pada Kementerian PUPR terkait abrasi pantai itu.

Selain itu, bakal berkoordinasi dengan Dinas Pemukiman Tata Ruang dan Pertanahan (Perkimtan) Pessel untuk relokasi rumah nelayan yang memang rentan terdampak abrasi.

“Kami mengimbau agar warga setempat tetap waspada. Jika memang tidak memingkinkan, sebaiknya mengungsi dulu,” sebutnya.

Dalam rentang waktu satu bulan terakhir, abrasi pantai tak hanya terjadi di Kecamatan Sutera saja, tapi juga di Lakitan Kecamatan Lengayang dan Api-Api Kecamatan Bayang.

“Untuk yang di Api-Api, itu sudah ada penanganan dari Balai Besar Sungai Wilayah V Sumbar,” tutupnya.GP1