Dinas Pendidikan Pesisir selatan MengKlarifikasi Terkait Pemberitan ” Acara Peningkatan Mutu Pendidikan “

GP News – Painan

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Terkait besarnya anggaran yang dikenakan kepada peserta Workshop peningkatan mutu pendidikan (Adiresy Smart Teaching Indonesia), melalui kerjasama Apkasi sebagai mana digelar Senin (27/8) dan Selasa (28/8), jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) mendapat kecaman dari berbagai pihak.

Jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir selatan, melalui panitia penyelenggara diminta transparan dalam penggunaan anggaran. Sebab dengan biaya yang dikenakan sebesar Rp 300 ribu per orang tersebut, maka anggaran yang terkumpul mencapai Rp 208 juta lebih.

Direktur LSM Swara Pesisir, Rizal Mala pernah menyebutkan Rabu (29/8) di Painan bahwa peningkatan mutu terhadap guru perlu dilakukan, agar kualitas pendidikan bisa semakin membaik. Termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

” Tapi dalam melaksanakanya jangan sampai memberatkan peserta dengan mengeluarkan biaya yang besar atau tidak wajar. Saya katakan demikian, sebab pelatihan yang dilakukan terhadap 694 guru Sekolah Dasar (SD) pada Senin (27/8) dan Selasa (28/8) yang terbagi dalam dua tahap itu, peserta dikenakan biaya sebesar Rp 300 ribu. Karena kegiatan dilakukan di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga dengan biaya pelaksanaan mencapai Rp 208 juta tersebut sangatlah tidak wajar,” katanya.

Agar tidak menimbulkan kecurigaan dari masyarakat, sehingga kepada pihak panitia penyelenggaran diminta untuk transpraran dalam hal penggunaan dana.

” Namun jangan pula sampai melakukan mark up terhadap item-item kegiatan yang dilakukan. Sebab biaya yang dikeluargan oleh masing-masing utusan guru SD tersebut, berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” ungkapnya.

Ditambahkanya bahwa terkait hal itu, dia juga berharap kepada lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melakukan pemanggilan terhadap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel guna memberikan kejelasan terhadap kegiatan yang dilakukan itu.

” Jika ada indikasi mencari keuntungan dari pihak panitia penyelenggara, diminta untuk bisa ditindaklanjuti ke proses hukum. Sebab anggaran yang digunakan untuk kegatan Workshop tersebut berasal dari dana BOS,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel melalui kepala bidang (Kabid) sekolah dasar, Dewitri ketika dihubungi Sergap tidak mau berkomentar, dan meminta hal itu agar ditanyakan kepada kepala Dinas.

Diberitakan sebelumnya, Dinas pendidikan kabupaten pesisir selatan Selasa 28 Agustus 2018, menggelar sebuah acara Peningkatan mutu guru sekolah dasar yang bekerjasama antara pemerintah dan sebuah lembaga Apkasi.

Acara yang terkasan ditutup-tutupi oleh pihak panitia tersebut, mengenakan biaya sebesar Rp 300 ribu kepada masing-masing peserta dengan sumber anggaran berasal dana BOS.

*Klarifikasi pihak dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten pesisir selatan*

Dengan pemberitaan beberapa kali diberitakan GP-NEWS, kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten pesisir selatan Pesisir selatan H Zulkifli Spd, Mpd, didampingi Sekretarisnya Suhendri, mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya, dan menjelaskan Kamis 30 agustus 2018 diruang kerjanya, agar tidak terjadi kesalahan pahaman dari pembaritaan yang sudah keluar.

Dijelaskan suhebdri, Dinas Pendidikan hanya berperan memfasilitasi kegiatan Worshop, dan hal tersebut sudah ada MOU bersama antara Pemerintah Daerah (Bupati) dengan Apkasi serta berkerjasama dengan yayasan Adhiluhum Indonesis, Adinesy smart tcaching indonesi serta diperbantukan berberapa orang dari dinas di ikutkan sebagai penitia.

“dan kegiatan tersebut  dikenakan biaya Rp 300 rb/per 1 orang guru, anggaranya di ambil dari dana bos sekolah dan itu sudah ada juknisnya salah satunya peningkatan kapasitas mutu guru , dan jumlah peserta terdiri dari 964 orang dibagi dua tahap, yaitu’ tahap pertama, kecamatan lengayang dan silaut, dan tahap kedua kecamatan koto XI tarusan dan kecamatan sutra, terang Suhendri.

Mengenai pembayaran tersebut tidak ada bersangkutan dengan dinas tapi langsung diserahkan pada yayasan Adiluhum oleh guru peserta dan itu ada kwetansinya, kita dari dinas hanya menyedikan  fasilitas tempat serta konsumsi tak lebih dari itu, ditambahkan pihak yayasan dan Apkasi memberikan sertifikat piagam pada calon peserta, kata Suhendri

Begitu juga pelaksanaan workshop tersebut merupakan wujud dari meningkatkan kompetensi seorang guru, Sebagai seorang guru harus selalu mengasah diri, baik belajar melalui media pembelajaran maupun melalui workshop, seminar dan loka karya.

”begitu juga untuk peningkatan mutu pendidikan, itu merupakan tanggungjawab pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sementara keprofesionalan seorang guru itu harus kita dapatkan melalui kegiatan workshop, seminar, maupun Bimtek. Ungkap sekretaris.

Sekretaris Pendidikan Suhendri Spd.Msi menambahkan, kegiatan workshop kali ini bisa mengubah cara berpikir guru termasuk melalui kegiatan workshop ini.

Jika gurunya pintar dan bagus mengajar, tentu akan menghasilkan anak didik yang luar biasa. Karena itu, seorang guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi belajarnya setiap saat,” ujarnya.

Peningkatkan mutu pembelajaran secara berkelanjutan, dan membangun sistem manajemen pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. bertujuan untuk meningkatkan mutu SDM di masing-masing sekolah,bahkan pada senang mengikuti kegiatan tersebut,materi pembelajaran yang menyenangkan melalui mata pelajaran Matematiks, dan Bahasa Inggris, Tutupnya.

GPW