Anak Buruh Peternakan Ayam Sukses Dirikan Radio

Ari Nurkomari merupakan anak asli Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), ia lahir dan dibesarkan di keluarga miskin, membentuk karakter, Ari menjadi sosok pekerja keras dan pantang menyerah. Sejak kecil ia sudah harus melakoni pekerjaan yang semestinya dikerjakan orang dewasa.

Dulu, semasa orang tua Ari  bekerja sebagai buruh peternakan ayam dan menafkahi keluarga agak susah, karena menunggu gaji dari hasil menunggu kandang ayam.

Jangankan memikirkan pendidikan, orang tua Ari beserta saudara-saudaranya, biaya hidup sehari-hari saja, sulitnya bukan main. Praktis, hari berganti hari hanya berkutat pada upaya bertahan hidup, alih-alih menyusun perencanaan masa depan, bagi Ari waktu kecil bercita-cita untuk mendirikan salah satu radio, dan cita-cita itu sudah terujud demi merubah nasib pahit yang sering dibelit waktu masa kecil bersama tiga orang adiknya.

Keadaan demikian yang menjadikan Ari kecil kala itu, sudah harus memikirkan hal-hal yang semestinya menjadi beban orang tua. Saat duduk di SMP, Ari sudah harus bersiasat dengan waktu. Ketika waktu shalat Subuh baru saja berlalu, Ari sudah meninggalkan rumah, kala hari masih gelap. Dengan semangat khas anak Salido, ia bergegas menyisir tiap jengkal pingiran pantai di pesisir pantai, ikut menarik pukat ikan dari pinggir pantai untuk ditukar dengan duit untuk belanja sekolah.

Kini, cita-cita Ari untuk mendirikan radio sudah terjawab, lika liku Ary mendirikan sebuah radio tentu bukan hal yang mudah merintis satu bidang usaha. Apalagi merintis itu harus kerja yang keras yang belum terjamah. Hal itulah yang dilakukan Ari Nurkomari, mampu mendirikan Garis Pantai Radio di negeri sejuta pesona itu. Ia terus bekerja keras untuk membuka studio radio FM sejak 2012 silam. Namun dengan usaha dan kerja keras akhirnya berhasil mengibarkan bendera radionya di enam Kecamatan.

Garis Pantai Radio ini adalah sebuah Radio Sawasta yang bergerak di bidang penyiaran radio. Resmi didirikan pada tahun 2012 silam dengan gelombang siaran Fm 104,6 setelah mendapat Rekomendasi Evaluasi Dengar Pendapat (REDP) dari KPID Sumbar. Terkait Izin Penyelenggara Perizinan (IPP) dan Izin Siaran Radio (ISR) sedang diusulkan ke kementrian Kominfo. Melihat potensi Garis Pantai Radio ini yang ada di Pessel sangat besar dan bermamfaat bagi masyarakat.” Sebab, radio ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk mendengarkan berbagai informasi seputar Pessel dengan menggunakan frequency modulation (FM), “kata Ari merupakan Direktur PT. Garis Pantai Kreasi merupakan Owner.

Dulu, kata Ari, karena dirinya memiliki pengalaman sedikit di radio waktu di Jakarta dan ada pengalaman tentang marketing, selian itu mendirikan Garis Pantai Radio ini adalah tanggung jawab untuk menjaganya menjadi setia pendengar dan ini amanah dari masyarakat yang cinta mendengarkan radio.

Lanjut Ari berkisah, radio yang didirikan ini masih begitu sederhana. Studio siaran masih berstatus sewa ruko di Jl. Jendral Sudirman no 288, Kenagrian Sago, Kecamatan IV Jurai. Pada waktu bersamaan berdirinya Radio Garis Pantai ini, ia mulai merekrut announcer (penyiar radio) untuk mengibarkan Radio Garis Pantai di telinga pendengar. Tak disangka, puluhan berkas lamaran masuk ke mejanya ketika itu.” Dibuka untuk umum, bukan cuma lulusan sekolah broadcasting saja, ujar pria 44 tahun itu.

Dari hasil rekrutmen itu, enam nama terpilih dan diwajibkan mengikuti pelatihan selama tiga bulan. Ia juga membentuk manajemen siaran mulai pukul 07.00 WIB – 08.00 WIB lagu dangdut,  jam 08-12 siang lagu campuran, jam 12-14 lagu pop Indonesia lama, jam 14-17 lagu india boliwiod, 17-18 tlak sow, jam 18-20 lagu islami jam 19-22 minang jam 00.00 Lagu campuran. Garis PantaiRadio ini mengudarakan lagu-lagu pop, campur sari, dan dangdut dengan waktu yang bervariasi. “Sasaran lagu pop anak muda, sedangkan campur sari dan dangdut untuk kalangan orang tua,” ujarnya.

Awalnya, radio hanya sakadar siaran. Pendengar yang request lagu hanya lewat telepon genggam dan untuk me request lagu sampai titip salam. Radionya pun mulai dikenal oleh masyarakt secara perlahan. Seiring dengan itu pula Garis Pantai Radio jadi lokasi tempat ngumpul anak muda favorit saat akhir pekan. Mereka tak sakadar request lagu tapi juga mencari kenalan baru. “Bahkan ada yang sampai lanjut ke pernikahan,” kenangnya.

Kalau tidak ada aral melintang, ia berencana memilih lahan baru yang lebih luas dan representatif. “Kuncinya pada jasa, kami memutarkan lagu terbaru dan acara radio dengan tema menarik,” imbuh pria yang akrap disapa Cang Ari.

” Radio memang berbeda dengan produk jasa lainnya. Tapi saya yakin sampai kapanpun radio masih bisa jadi teman masyarakat sehari-hari,” ujarnya dengan nada semangat.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Tak ada yang bisa menduga nasib seseorang. Kalau hari ini, Ari berketetapan hati untuk mengembangkan radio, lain tak bukan hanya mementingkan masyarakat demi mendapatkan hiburan dimalam hari. Dan ia merasa sudah waktunya untuk menghabsikan diri dikampung halaman, tutup Ari sambil tertegun,(min)